Rabu, 30 November 2011

Tulisan 2


Franchise asing yang berhasil di indonesia
Maraknya produk-produk makanan cepat saji bermerek asing yang masuk ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kehadiran restoran cepat saji McDonald pada tahun 1991 yang kemudian meraih kesuksesan dalam penjualan produknya. Berdasarkan data yang diperoleh di www.wirausaha.com/waralaba McDonald sebenarnya bukan merupakan restoran cepat saji pertama yang hadir di Indonesia. Adalah Burger King yang mengawalinya. Namun semenjak McDonald hadir di Indonesia, Burger King harus gulung tikar karena konsumennya beralih ke McDonald.
Di negara asalnya yaitu Amerika Serikat, McDonald merupakan restoran cepat saji yang terbesar. Sukses McDonald sangat meyakinkan, tahun 1993 total aset jualnya mencapai USD 23,6 miliar dengan laba sekitar USD 1,6 miliar per tahun (Ritzer, 2002 : 2). Kesuksesan McDonald di negara asalnya memberi dampak yang cukup besar bagi negara-negara franchise di luar Amerika yang salah satunya adalah Indonesia. Kehadiran McDonald di Indonesia sebagai franchise dari McDonald Amerika memberi keuntungan lebih pada image restoran cepat saji tersebut. Masyarakat yang mengenal McDonald sebagai produk “impor” akan merasa memiliki gengsi lebih ketika mampu mengkonsumsi produk-produk makanan restoran cepat saji tersebut. Kesuksesan McDonald membawa babak baru konsumerisme masyarakat Indonesia.
Euforia yang terjadi ketika McDonald dibuka pertama kali di Indonesia tercermin dari banyaknya orang yang menyerbu restoran baru itu dan membentuk antrean panjang. Mereka begitu sabar menunggu berlama-lama hanya sekadar untuk menikmati hamburger dan kentang goreng renyah, padahal tak jauh dari lokasi itu, di kawasan Grand Hyatt, Burger King salah satu saingan McDonald’s, juga dari Amerika sudah lebih dulu hadir. Burger King juga memiliki konsumen tersendiri dan memiliki lokasi yang strategis. Namun sejarah akhirnya mencatat dalam waktu yang singkat, Burger King akhirnya harus gulung tikar dan menutup restorannya di seluruh Indonesia (www.sinarharapan.co.id). Dan euforia ini terus berlanjut bertahun-tahun. Kesuksesan McDonald di Indonesia ini tidak dapat dilepaskan dari adanya sifat konsumtif masyarakat yang silau dengan image asing yang melekat pada wajah McDonald.

Franchise dan Dinasti McDonald
Walaupun Franchise dipopulerkan di negara Amerika Serikat, namun asal mula kata Franchise berawal dari Eropa, yaitu Perancis dan Inggris. Kata Franchise sendiri bermakna "kebebasan" (Freedom). Di masa itu, bangsawan diberikan wewenang oleh raja untuk menjadi tuan tanah pada daerah-daerah tertentu. Pada daerah tersebut, sang bangsawan dapat memanfaatkan tanah yang dikuasainya dengan imbalan pajak/upeti yang dikembalikan kepada kerajaan. Sistem tersebut menyerupai royalti, seperti layaknya bentuk Franchise saat ini.
Franchise = Waralaba
Di Indonesia, kata “Franchise” ditransalasikan sebagai “Waralaba” (wara=lebih; laba=untung), jadi waralaba berarti “Lebih Untung”. Pertumbuhan Franchise di Indonesia berawal dari masuknya waralaba asing pada tahun 80-90an. KFC, McDonalds, Burger King, Wendys adalah sebagian dari jejaring waralaba asing yang masuk ke Indonesia pada awal-awal berkembangnya Franchise di Indonesia. Perusahaan-perusahaan waralaba lokal pun mulai bertumbuhan pada masa itu, salah satunya adalah yang termasuk pelopor waralaba lokal yaitu Es Teler 77 (http://www.wirausaha.com/waralaba/37-sejarah_waralaba.html). Namun, dari banyak perusahaan waralaba yang ada di Indonesia, McDonald lah yang paling sukses.
Sejarah McDonald
Restoran cepat saji McDonald pertama kali didirikan oleh kakak beradik Dick dan Mac McDonald pada tahun 1940. Awalnya mereka memiliki sebuah gerai hotdog bernama “Airdome” yang berada di Arcadia, California. Mereka kemudian menutup “Airdome” dan membuka restoran McDonald pertama di Route 66, San Bernardino, California. Restoran ini menjadi favorit para remaja pada masa itu. Makanan yang pertama-tama dijual adalah hamburger, kentang (french fries), dan minuman ringan. Ternyata restoran ini meraup keuntungan yang luar biasa besar sehingga McDonald bersaudara pun membuka cabang-cabangnya di banyak kota di Amerika Serikat. (http://ms.wikipedia.org/wiki/Sejarah_McDonald)

Prinsip penerapan franchise pada restoran cepat saji McDonald sebenarnya bukan berasal dari kakak-beradik Dick dan Mac McDonald. Adalah Ray Kroc penggagasnya. Ia mendirikan “McDonald’s Systems, Inc” pada tahun 1955. Inilah cikal bakal sistem franchise yang membuat restoran cepat saji McDonald mendunia. McDonald membuka outlet ke-12.000 pada 22 Maret 1991. Di akhir 1993, ia telah memiliki sekitar 14.000 restoran di seluruh dunia. (Ritzer, 2002 : 2)


McDonald di Indonesia
Restoran McDonald sendiri masuk ke Indonesia pertama kali pada 22 Februari 1991 berlokasi di kawasan Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Pemilik franchise tersebut adalah Bambang Nuryatno Rachmadi. Orang yang di kemudian hari menjadi Presiden Direktur McDonald’s Indonesia. McDonald’s dari satu restoran kemudian berkembang dengan cepat sehingga dalam kurun waktu lima tahun jumlah ouletnya telah mencapai 60 dan menjelang tragedi Mei 1998, restoran ini telah melampaui angka 100. Krisis ekonomi sempat membuat McDonald’s menutup sekitar 14 outletnya, namun akhirnya pada akhir 2001 jumlah restorannya kembali mencapai angka 100. Tahun ini menurut rencana akan dibuka lagi 10 hingga 15 outlet baru. (http://www.sinarharapan.co.id/berita/0202/14/eko04.html)
Dalam memasarkan produknya di Indonesia, McDonalds menyesuaikan menu yang mereka sajikan dengan menu sehari-hari masyarakat Indonesia. Ini terlihat dari adanya menu nasi. Jika pada restoran McDonald lain tidak tersedia nasi, maka di Indonesia nasi menjadi salah satu menu utama dengan lauk ayam goreng renyah. Selain itu, pada beberapa daerah di Indonesia, racikan bumbu ayamnya disesuaikan dengan selera dan bumbu lokal. Seperti yang ada di salah satu outlet McDonald di Palembang, mereka membuat ayam goreng yang bumbunya khas Sumatera yaitu pedas. Porsi burgernya pun disesuaikan dengan porsi orang Indonesia. Tidak terlalu besar seperti yang biasa dijual di negara asal. Ini tentunya mempermudah penerimaan masyarakat akan hadirnya McDonald.
Selain itu, McDonald juga menarik perhatian anak-anak dengan memperkenalkan Ronald McDonald dan Happy Meal. Keberadaan keduanya sukses menarik hati anak-anak kecil untuk datang ke McDonald. McDonald memperkenalkan maskotnya yang berupa seorang badut pria. Karakteristik badut yang lucu merupakan sarana promosi jitu untuk membuat anak-anak kecil mengajak (ataupun memaksa) orangtuanya untuk makan di McDonald. Sedangkan Happy Meal merupakan sebuah paket menu makanan dan minuman yang menyediakan hadiah berupa mainan. Mainan ini berupa tokoh-tokoh film kartun yang digemari anak-anak. Ini merupakan media pemasaran efektif untuk meningkatkan pemasukan.
Tidak hanya anak-anak, McDonald juga memikat para remaja pelajar sekolah menengah maupun mahasiswa dengan menawarkan konsep paket hemat. Hemat dari sisi ekonomis. Dengan uang yang pas-pasan, remaja tetap dapat menikmati makan enak di McDonald.




           Keuntungan usaha franchise asing :
            1. tingkat kegagalan waralaba asing di Indonesia hanya berkisar 2% – 3 %
                2. tingkat konsumtif masyarakat sekarang sangat tinggi terhadap brand atau merk asing
                3. Manajemen dan pengelolaan keuangan waralaba asing lebih terbuka, jujur dan apa adanya

            Dampak positif bagi perekonomian di Indonesia :
          Dampak positifnya bagi perekonomian di Indonesia adalah dapat membantu mengatasi  pengangguran 
           karena semakin terbukannya lapangan pekerjaan dan dapat meningkatkan perekonomian di indonesia  
            Dampak negative bagi perekonomian di Indonesia :
            Dampak negatifnya adalah mematikan usaha dari pedagang kecil yang kalah bersaing.

Kamis, 17 November 2011

Tulisan 1

Cara  Membangun Perusahaan
Secara umum ada tiga cara untuk membangun perusahaan dan menjadikannya hak milik. Ketiga cara tersebut adalah :
            1. membeli perusahaan yang telah dibangun
            2.memulai perusahaan baru
            3.membeli hak lisensi(franchising/waralaba)
1.Membeli Perusahaan Yang Telah Dibangun    
   Membeli  perusahaan yang telah dibangun dapat memberikan sejumlah keuntungan dalam kaitannya dengan lokasi perusahaan, evaluasi kinerja perusahaan, efisiensi  usaha/waktu, maupun efisiensi dalam biaya pendirian.
   Pada umumnya orang berkenan membeli perusahaan yang telah dibangun, bilamana atas dasar pengalaman dan fakta dirasakan bahwa lokasi perusahaan telah terjamin dan menguntungkan. Jadi menghemat biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk kelayakan lokasi.
Contoh perusahaan : coca cola, starbuck, HM sampoerna
   Keuntungan :
• Perusahaan yang sudah sukses dapat terus sukses
Membeli perusahaan yang sedang berkembang dengan harga yang layak kan meningkatkan kemungkianankesuksesan. Manajemen sebelumnya sudah membentuk basis pelanggan, membina hubungan dengan pemasok, dan melertakkan sistem perusahaan. Basis pelanggan yang anda warisi melalui pembelian perusahan yang sudah mapan dapat anda gunakan untuk mempelajari cara perusahaan tersebut sukses dan cara perusahaan membangun kesuksesain itu. Waktu yang anda gunakan untuk mempelajari perusahaan dan pelangganya sebelum melakukan perubahan akan membuat perubahan yang akan anda lakukan tersebut menjadi semaikin mungkin berhasil. Tujuan pemilik yang baru harus lah membuat berbagai perubahan yang akan menarik pelanggan baru dengan tetap mempertahankan pelanggan yang lama perusahaan tersebut. Akan tetapi, memelihara keseimbangan yang tepat untuk pelanggan yang lama dan baru bukanlah pekaerjaan yang mudah.

• Perusahaan yang sudah ada mungkin ada pada lokasi terbaik
Ketika lokasi perusahaan menjadi salah satu penentuan kesuksesan perusahaan tersebut, akan lebih bijaksana bila membeli perusahaan yang sudah ada berada di tempat yang tepat. Membuka perusahaan dilokasi pilihan ke dua dan berharap dapat menarik pelanggan bisa saja tidak berhasil. Bahkan, lokasi merupakan bisa jadi asset terbesar perusahaan yang sudah ada ini. Jika keunggulan lokasi ini tidak dapat digantikan dengan lokasi lain, seorang wirausahawan tidak dapat banyak pilihan selain membeli dan bukannya membangun sendiri.

• Karyawan dan pemasok sudah ada
Perusahaan yang sudah ada telah memiliki karyawan yang berpengalaman yang bisa menuntun pemilik yang baru dalam melakukan frase transisi . Karyawan yang berpengalam dapat membantu perusahaan terus menghasilkan uang sewaktu pemiliknya masih mempelajari perusahaan ini. Bnayk pemilik baru menyadarai perlunya mendapatkan berbagai wawasan dan para karyawan mengenai metode-metode untuk meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya.

• Peralatan sudah terpasang dan kapasitas produktif telah diketahui
Membeli dan memasang peralatan baru akan menyedot banyak danaperusahaan yang baru berdiri. Pada perusahaan yang sudah ada, calon pembeli dapat mengetahui kondisi pabrik dan peralatan serta kapasitasnya sebelum membelinya. Pemilik sebelumnya mungkin pernah menjalankan perusahaan yang efisien melalui metode coba dan gagal, meskipun pemilik baru mungkin perlu melakukan perubahan untuk meningkatkannya.

• Persediaan sudah tersedia dan fasilitas pembelian kredit sudah ada
Jumlah persediaan yang memadai sangat penting untuk mengendalikan biaya maupun untuk menghasilkan penjualan dalam volume yang cukup. Jika persediaan perusahaan terlalu banyak, persediaan ini akan mengikat terlalau banyak modal, yang berarti meningkatkan biaya dan mengurangi profitabilitasnya.

• Pemilik baru dapat langsung menjalankan perusahaannya
Wirausahawan yang membeli perusahaan yang sudah ada akan menghemat waktu, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk merencanakan dan meluncurkan perusahaan baru. Pada hari pertama pemilik baru mengambil alah perusahaan itu, pada hari itu pula pendapatnanya dimulai.. Dengan cara ini, wirausahawan yang membeli perusahaan yang sudah sukses tidak perlu menghabiskan banyak waktu membangun perusahan agar dapat menikmati kesuksesan.

• Pemilik baru dapat memanfaatkan pengalaman pemilik sebelumnya
Meskipun pemilik sebelumnya sudah tidak datang lagi setelah perusahaan tersebut dijual, pemilik baru dapat membuka catatan yang ada di perusahaan tersebut. Yang dapat menjadi penuntun sampai ia memahami perusahaan dan pasar setempat. Pemilik baru dapat menelusuri dampak keputusan-keputusan besar yang diambil pemilik sebelumnya terhadap biaya dan pendapatan, dan dapt belajar dari kesalahan yang pernah terjadidan mengambil manfaat dari prestasi yang pernah dicapai.


• Pembiayaan yang lebih mudah
Menarik pembiayaan untuk membeli perusahaan yang telah ada seringkali lebih mudah dibandingkan mencari uang untuk meluncurkan perusahaan dari nol. Banyak perusahaan yang telah membina hubungan dengan pemberi pinjaman, yang mungkin memebuka pintuny untuk membiayai melalui sumber-sumber tradisional seperti bank.

• Harga Murah
Beberapa perusahan yang sudah ada mungkin benar-benar dijual dengan harga murah. Pemilik yang sekarang mungkin ingin menjual secepatnya, Sehingga mereka menjual perusahaan ini dengan harga murah. Bnayk perusahan yang sudah banyak menguntungkan, tetapi ceruknya snagt kecil, Hal ini membuat calon pembeli begitu mudah berpaling. Semakin terspesialisasinya perusahaannya, semakin besar kemungkinan yang bisa dijadikan daya tawar pembeli

Kerugian :

• Perusahaan ‘pecundang’
Perusahan yang dijual mungkin karena tidak pernah menguntungkan dan sipemilik ingin keluar. Dlam situasi seperti ini, calon pembeli harus waspada. Kdang-kadang para pemilik perusahaan berusaha menyembunyikan fakta dengan menerapkan berbagai teknik kretif dalam akuntansi untuk membuat gambaran keuangan perusahaan ini tampak lebih cerah daripada yang sebenarnya.

• Pemilik lama mungkin telah menciptakan citra buruk
Sebagai man perusahaan yang etis dan bertanggung jawab secara sosial akan menciptakan citra baik, prilaku perusahaan yang tidak baik akan menciptakn citra buruk. Proses due diligence bisa mengungkapkan bahwa pelanggan, pemasok, kreditur, atau karyawan memeiliki kesan negatif mengenai repitasi perusahaan karena tindakan-tindakan yang tidak etisdari pemilik.

• Karyawan yang diwariskan oleh perusahaan mungkin tidak sesuai
Manajer lama mungkin tetap mempertahankan karyawan yang pas-pasan karena mereka berteman baik atau karena ikut bersama-sama mendirikan perusahaan. Oleh karena itu, pemilik baru harus mengambil keputusan pemberhentian yang sangat tidak populer.Inailah seringkali para karyawan tidak menyambut baik pemilik baru karena mereka merasa terancam.Bnayk karyawan mungkin tidak bisa menyesuaikan diri dengan gaya manajer pemilik baru, dan hasilnya biasa sajai benturan budaya.

• Lokasi perusahaan mungkin tidak sesuai lagi
Lokasi yang dulu dianggap idela mungkin tidak berlaku lagi dengan berubahnya kecenderungan pasar dan kependudukan. Pusat perbelanjaan besar, pesaing baru, atau perubahan rute lalulintas dapat membawa bencana bagi toko ritel kecil. Calon pembeli harus mengevaluasi pasar yang ada didaerah sekitar perusahaan yang telah ada, selain juga kemungkinan pengembangannya.

• Peralatan dan fasilitas mungkin sudah usang dan tidak efisien
Claon pembeli kadang-kadang mengabaikan jasa tenaga ahli untuk mengevaluasi fasilitas dan peralatan perusahaan sebelum membelinya. Setelah itu, mereka baru menyadari bahwa peralatannya sudah usang dan tidak efisien, dan perusahaan ini dapat menderita kerugian karena biaya operasi yang tinggi. Peralatan yang ada mungkin saja memang cocock denagn perusahaan yang dibeli, tetapi bukan untuk perusahaan yang ingin dibangun. Memoerbaharui peralatan dan fasilitas biasanya mahal.

• Perubahan dan inovasi sulit diterapkan
Lebih mudah merencanakan perubahan daripada menerapkannya. Metode, kebijakan, dan prosedur yang diterapkan oleh pemilik perusahaan sebelumnya mungkin telah mengakar, sehingga pemilik baru akan sangat sulit mengubahnya, Para pelanggan mungkin akan menolak berbagai perubahan yang ingin dilakukan oleh pemilik baru terhadap perusahaan tersebut.

• Persedian mungkin sudah ketinggalan atau kadaluarsa
Persediaan memiliki nilai kalau dapt dijual, atau diturukan denagn produk lain yang dapt dijual. Pembeli yang cerdas lebih tahu daripada sekedar percaya pada penilaian persediaaan yang ada di neraca perusahaan. Beberapa diantarany amungkin nilainya sudah naik dalam priode tertentu karena inflasi, tetapi lebih banyak yang turun nilainya. Calon pembeli perusahaan baru menilai persediaan dengan harga pasar, bukan nilai buku.

• Piutang usaha nilainya mungkin lebih rendah daripada yang tertulis
Seperti persediaan, piutang usaha jarang yang nilainya sama dengan yang tercatat. Calon pembeli harus menyusun piutang usaha perusahaan berdasarkan umurnya.untuk menentukan kemungkinan penagihannya. Semakin tua umurnya, semakin sukar ditagih, dan akibatnya semakin rendah nilainya.

• Harga perusahaan mungkin terlalu mahal
Setiap tahun, banyak oreang yang membeli perusahaan lebih mahal daripada harga sebenarnya, yang dapt merusak kemampuan perusahaan mendapatkan laba dan menghasilkan arus kas positif. Jika pembeli menghitung secara akurat menghitung nilai persediaan, piutang, dan asset lain, ia akan memeperoleh posisis yang lebih baik untuk menawar sehingga perusahaan nantinya dapat lebih mamapu menghasilkan laba.

2.Memulai Perusahaan Baru
   Memulai perusahaan baru merupupakan upaya menguntungkan bilamana tidak ada kemungkinan memebeli perusahaaan yang sudah dibangun atau pembelian perusahaan yang sudah ada itu diperhitungkan tidak menguntungkan.
   Memulai perusahaan baru memungkinan pemilik memlilih lokasi, seleksi recruitment tenaga kerja, pemilihan merk dagang, teknologi, jenis peralatan, dsb. Dengan cara ini efisiensi operasionalnya baru dapat dicapai setelah beberapa tahun mendatang. Tetapi dengan suntikan tenaga dan semangat baru, diharapkan hasil yang dicapai akan lebih baik.
Contoh perusahaan : PT Global Sejahtera, Clarion Indonesia, PT Jati warna gas utama

3.Membeli Hak Lisensi(waralaba/francishing)
   Pembelian hak lisensi/franchising merupakan suatu keuntungan tersendiri, karena adanya kerjasama antara si pemneli hak lisensi/franchisee dengan pihak yang hak lisensinya dibeli/franchisor. Franchising merupakan suatu persatuan lisensi menurut hukum antara suatu pebrik/manufacturing atau perusahaan yang menjalankan dengan penyalur/dealer untuk melaksanakan kegiatan. Dengan franchising, perusahaan seolah olah menjadi bagian dalam suatu rangkaian besar, lengkap dengan nama, produk merk dagang, dan prosedur penyelenggaraan standar. Contoh dari franchising seperti Mc.donald, es teller 77, restoran Kentucky fried chicken, indomart, pizza hut, ayam goring ny.suharti, Holland bakery,dll.
   Tipe-tipe franchising :
1.         Trade nama franchising.
Franchise memperoleh hak untuk memproduksi. Seperti : PT. Great River memiliki hak untuk memproduksi pakaian dalam merek Triumph dengan lisensi dari Jerman.
2.         Product distribution franchising
Franchise memperoleh hak untuk distribusi di wilayah tertentu, misalnya : soft drink, cosmetics.
3.         Pure franchising/business format
Franchise memperoleh hak seluruhnya, mulai dari trademark, penjualan, peralatan, metode operasi, strategi pemasaran, bantuan manajemen dan teknik, pengendalian kualitas, dll. Umpamanya restaurant, fast food, pendidikan, dan konsultan.
v     Keuntungan bisnis franchising antara lain:
-          Bantuan keuangan dari franchisor.
-          Brand name dan reputasi.
-          Bisnis sudah terbangun
-          Standarisasi mutu.
-          Biaya produksi rendah.
-          Kesiapan menajemen.
-          Bantuan manajemen dan teknik.
-          Profit lebih tinggi.
-          Perlindungan wilayah.
-          Memperoleh manfaat market research dan product development.
-          Risiko gagal kecil.

v   Kerugian Franchising
-          Program latihan franchisor terkadang jauh dari harapan.
-          Franchisor hanya sedikit memberikan kebebasan.



Sumber :            
http://tikaambigu2.blogspot.com/2010/11/franchising-waralaba-pembelian-hak.html