1. Definisi
Manajemen laba menurut Schipper (1989) adalah suatu
interverensi yang disengaja pada proses pelaporan eksternal dengan maksud untuk
mendapatkan beberapa keuntungan pribadi, yang dapat dilakukan melalui pemilihan
metode-metode akuntansi dalam GAAP ataupun dengan cara menerapkan metode-metode
yang telah ditentukan.
2. Motivasi Manajemen Laba
Menurut Scott (2000:352) beberapa hal yang memotivasi
manajer melakukan manajemen laba adalah
- Bonus Scheme didasarkan adanya dorongan manajer perusahaan untuk mendapatkan bonus berdasarkan laba yang diperoleh oleh manajer. Motivasi bonus tersebut mendorong manajer untuk memilih prosedur akuntansi yang menggeser laba dari periode yang akan datang ke periode saat ini.
- Kontrak utang jangka panjang ( Debt convenant). Menyatakan bahwa semankin dekat suatu perusahaan kepada waktu pelanggaran perjanjian utang maka para manajer akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan dengan harapan dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak utang
- Motivasi politik ( Political Motivation ). Menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan skala besar dan industri strategis cenderung untuk menurunkan laba guna mengurangi tingkat visibilitasnya terutama saat periode kemakmuran yang tinggi. Upaya ini dilakukan dengan harapan memeperoleh kemudahan serta fasilitas dari pemerintah.
- Motivasi Perpajakan ( Tax Motivation) Menyatakan bahwa perpajakan merupakan salah satu motivasi mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan dengan tujuan meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.
- Pergantian CEO. Biasanya CEO (Chief Executive Officer) yang akan pensiun atau masa kontraknya berakhir akan melakukan strategi memaksimalkan jumlah pelaporan laba guna meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka terima. Hal yang sama akan dilakukan oleh manajer dengan kinerja yang buruk untuk menghindarkan diri dari pemecatan sehingga mereka cenderung untuk menaikan jumlah laba yang dilaporkan.
- Penawaran saham perdana ( Initial public offering ). Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus merupakan sumber informasi yang sangat penting karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal kepada investor potensial terkait nilai perusahaan. Guna mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para investor maka manajer akan berusaha untuk menaikan jumlah laba yang dilaporkan.
3. Bentuk- bentuk manajemn laba :
- Taking a bath / big bath. Digunakan selama periode organizational stress atau reorganisasi . jika manajer merasa harus melaporkan kerugian, maka ia akan melaporkan dalam jumlah besar. Dengan ini manajer berharap dapat meningkatkan laba yang akan datang dan kesalahan atas kerugian perusahaan dapat ditimpahkan ke manajer lama, jika terjadi pergantian manajer.
- Income Minimization. Dipilih selama periode dengan profitabilitas tinggi, sehingga jika periode yang akan datang diperkirakan laba turun drastis , dapat diatasi dengan pengambilan jatah laba sebelumnya.
- Income maximization. Dilakukan manajer terutama untuk tujuan mendapatkan bonus. Perusahaan yang berada pada pelanggaran syarat perjanjian utang juga melakukan income maximization.
- income smoothing. Dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan, dengan tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor, karena umumnya investor adalah risk averse dan menyukai laba yang relatif stabil.
- cookie jar. Manajemen secara bebas membentuk cadangan dimasa booming yang kemudian digunakan untuk meratakan laba dimasa sulit . dimasa booming tersebut cadangan cenderung diperbesar sehingga dapat digunakan pada saat perusahaan mengalami kerugian atau penurunan laba agar perusahaan tidak terlihat jelek.
- Revenue Recognition. Penjualan periode dimasa datang diakui sebagai penjualan pada periode berjalan dan menggeser biaya penjualan periode berjalan ke periode mendatang untuk menghasilkan laba tahun berjalan yang lebih tinggi atau sebaliknya jika ingin menurunkan laba.
4. Teknik Manajemen Laba
Setiawati dan Na’im (2000) dalam rahmawati dkk. (2006)
mengungkapkan bahwa manajemen laba dapat dilakukan oleh tiga teknik sebagai
berikut :
1. memanfaatkan peluang untuk mebuat estimasi akuntansi
Cara manajemen memperngaruhi laba melalui judgment
(perkiraan) terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang
tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amorisasi
aktiva ak berwujud, estimasi biaya garansi dll.
2. mengubah metode akuntansi
Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat
suatu transaksi , contoh : merubah metode depresiasi aktiva tetap dari
depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.
3. menggeser periode biaya atau pendapatan
Contoh rekayasa periode biaya atau pndapatan antara lain
: mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai
pada periode akuntansi berikutnya, mempercepat atau menunda pengeluaran
pengiriman produk ke pelanggan dan mengatur saat penjualan aktiva tetap yang
sudah tidak terpakai.
5. Alasan dilakukannya manajemen laba
Alasan dilakukannya manajemen laba karena :
1. manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang
saham terhadap manajer. Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat
perolehan laba atau prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena tingkat
keuntungan atau laba dikaitkan dengan prestasi manajemen dan juga besar
kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer.
2. manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak
kreditor. Perusahaan yang terancam default
yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktunya,
perusahaan berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat
meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan memberi posisi
bargaining yang relatif baik dalam negosiasi atau penjadwalan ulang utang
antara pihak kreditor dengan perusahaan.
3. manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan
modalnya
referensi :
1 komentar:
Terimakasih sekali, postingan anda terkait manajemen laba sangat membantu terutama terkait rekayasa akuntansi
Posting Komentar